Masa Depan Indonesia : Ekonomi Berdasar Inovasi
Bagaimana masa depan Indonesia? McKinsey memprediksi bahwa perekonomian Indonesia di tahun 2030 bisa masuk ke dalam 7 besar. Namun hal ini hanya akan bisa dicapai jika kita mengubah ekonomi Indonesia dari berbasis sumber daya alam dan jumlah konsumer yang besar, menjadi ekonomi berbasis pengetahuan dan inovasi.
Ada 4 hal yang harus diperhatikan oleh sebuah negara yang ingin mencapai potensi maksimalnya, yaitu:- Investasi ke human capital
- Investasi ke sains dan teknologi
- Membina dan mendukung inovasi dan kewirausahaan
- Meminimalkan kemiskinan
Hendaknya pengeluaran untuk pengembangan sains dan teknologi tidak lagi dianggap sebagai biaya, namun sebagai sebuah investasi yang dapat kita nantikan return atau hasilnya. Inovasi sendiri tidak dapat dilepaskan dari kewirausahaan, karena sebuah penemuan yang disebut inovasi adalah yang dapat diterapkan dalam dan diambil manfaatnya. Sedangkan penemuan yang tidak diterapkan hanyalah menjadi sebuah invensi saja.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Eng. Ilham Habibie dalam keynote speech pada Konferensi Big Data Indonesia 2015 yang lalu.Menurut UNESCO, idealnya pengeluaran untuk RnD sebuah negara setidaknya 2% dari PDB. Pengeluaran RnD Indonesia sendiri saat ini baru sekitar 0.1%, yang 80% dari jumlah itu didominasi oleh pemerintah.
Untuk dapat menumbuhkan inovasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: Inovasi dilakukan dalam sebuah klaster lintas sektoral, yang terdiri dari 4 komponen ABCG (Akademia, Bisnis, Komunitas dan Pemerintah). Idealnya dilakukan dengan co-location Jika tidak memungkinkan, maka perlu dibentuk i-Klaster, atau kelompok kerja virtual yang terhubung dengan komunikasi broadband. Oleh karenanya inovasi + teknologi + konektivitas dibutuhkan untuk menghasilkan pertumbuhan yang cepat Perlu dipertimbangkan adanya insentif pajak untuk kegiatan inovasiSinergi antara akademia dan bisnis di Indonesia masih sangat rendah, karena beberapa hal: Dari sisi universitas/akademia riset masih banyak yang berorientasi kepada jenjang karir penelitian, yang targetnya adalah poin dan jumlah publikasi, sehingga kurang terasa dari sisi manfaatnya. Sedangkan dari sisi industri masih banyak kekhawatiran mengenai HAKI, masalah ketepatan waktu dan lain sebagainya, sehingga lebih suka membeli hasil yang sudah jadi dari luar negeri. Hal seperti ini hendaknya mulai dikurangi, jika Indonesia ingin mencapai ekonomi yang berbasis pengetahuan dan inovasi.
Video materi KBI2015 lainnya bisa dilihat di channel idBigdata.Contributor :
always connect to collaborate every innovation 🙂